Alamat

Jalan Trisula 32 Kademangan, Kabupaten Blitar./ Rumah Gendola Blitar. | Insight Blitar adalah media informasi, bukan produk Jurnalistik.

For you

Artikel Lainnya

Skip to main content

Sastra untuk Menyuarakan Anti Kekerasan Pada Perempuan dan Anak

Foto bersama selepas acara. Dok/Della




Para penampil "panggung terbuka" Suara Sastra (28/01/24) hari itu mengangkat tema Ruang Aman Perempuan dan Anak. Mereka berpendapat, bertukar cerita dan membacakan puisi terkait tema tersebut.


Berkolaborasi dengan Relawan Pemuda Peduli Perempuan dan Anak (RP3A), dan didukung oleh Seafam, acara berlangsung santai namun khidmat.


Tema tersebut diangkat karena pentingnya membangun Ruang Aman, terutama bagi perempuan dan anak sebagai kelompok rentan yang rawan terstigma oleh budaya dan sosial. Meskipun Ruang Aman juga penting bagi manusia tanpa terkecuali.


Kasus perundungan, ketidakadilan gender, kekerasan seksual yang berujung pada pernikahan usia anak adalah bagian dari masalah sosial yang perlu mendapat perhatian, minimal dari masing-masing kita agar memberi Ruang Aman bagi orang sekitar.


***

Motor pintar. Dok/Fahrizal

Suara Sastra adalah program dua mingguan dari GPMB Kabupaten Blitar yang digelar di halaman Dinas Perpustakaan dan Kearsipan. Hari itu didesain santai dengan Motor Pintar yang dibranding sebagai warung literasi.


Tak kurang dari 30 orang hadir dan memeriahkan agenda tersebut. Acara dibuka oleh Ahmad Fahrizal Aziz, yang kemudian memandu hingga selesai.


Pada sesi awal, masing-masing peserta menyampaikan pendapat atau bercerita tentang Ruang Aman. Ada yang menyampaikan pendapat, ada juga yang bercerita dan menceritakan peristiwa yang ia alami atau dialami orang dekatnya.


Di antara peserta yang bercerita membagikan pengalaman pribadinya adalah Celvian Dian, yang bersedia speak up dan menceritakan kejadian pahit yang dialami, yaitu KDRT.


"Tidak mudah menceritakan pengalaman sebagai penyintas, sebab itu bisa memicu trauma masa lalu, namun kita berterima kasih karena telah membagikan ceritanya," ujar Fahrizal.


Cerita lainnya dibagikan Hafidz Mubarak, tentang temannya yang mengalami kekerasan namun enggan bersuara karena takut jika semakin banyak pihak yang tahu dan itu justru membuatnya kian tersiksa secara batin dan sosial.


Satu hal yang menjadi penting, ketika kita mengalami kekerasan, kemana kita akan mengadu?


Di Kabupaten Blitar, Dinas PPKBPPPA sendiri telah memiliki P2TP2A (Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak) yang bisa membantu konsultas bahkan bantuan awal bagi korban kekerasan, seperti menyediakan rumah aman sementara.


Dari RP3A hari itu dihadiri oleh Rezki Liana Putri dan Sabrina Salsabila. Keduanya berpengalaman dalam kampanye anti kekerasan terhadap perempuan dan anak, serta menjadi bagian dari relawan muda.


Selama ini RP3A lebih berfokus pada pencegahan. Keluar masuk sekolah, desa dan kecamatan untuk sosialisasi. Sebab ketika kasus kekerasan terjadi, proses hukumnya selalu tidak mudah, berliku dan kompleks.


Untuk kasus kekerasan seksual (baca: pemerkosaan) misalnya, prosesnya sangat panjang. Korban mengalami trauma, fisiknya sakit, dan tak bisa langsung bersuara karena kondisi mentalnya yang tak stabil.


Di sisi lain, pihak keluarga kadang juga ingin menutupi karena ini dianggap aib, jika diproses secara hukum justru akan semakin banyak yang tahu dan itu memalukan keluarga.


Solusi (yang sebenarnya bukan solusi) adalah menikahkan korban dengan pelaku pemerkosaan agar segera mendapatkan status hukum yang jelas siapa bapak dan ibunya. Kedepan justru menjadi masalah baru yang berkepanjangan.


Karena itu pencegahan penting, Ruang Aman perlu diciptakan, minimal mulai dari diri sendiri, mengontrol diri untuk tidak melakukan kekerasan baik secara verbal maupun non verbal, memastikan orang lain aman berada di sekitar kita.



***


Kegiatan sempat terhenti sejenak ketika memasuki sesi penampilan karena hujan turun begitu lebat. Lalu sesi pun berlanjutk di Ruang Baca, dan masing-masing menampilkan puisi, membaca cerita dan bernyanyi.


Penampilan ini adalah bagian dari ekspresi diri, mencurahkan pikiran dan perasaan, serta menjadi ruang aman bagi yang hadir untuk menunjukkan keterampilannya.


Sesi lengkap penampilan terdokumentasikan di kanal YouTube Jon Blitar di bawah ini:



Red.b

Comments