Alamat

Jalan Trisula 32 Kademangan, Kabupaten Blitar./ Rumah Gendola Blitar. | Insight Blitar adalah media informasi, bukan produk Jurnalistik.

For you

Artikel Lainnya

Skip to main content

Tahun 444, Terjadi Gempa Besar di Pulau Jawa


Dalam buku Babad Tanah Jawi karya Soedjipto Abimanyu (2013:21-23) ditulisan jika pernah terjadi gempa besar di sebuah Pulau yang saat ini bernama Jawa. Gempa itu memisahkan Tembini, daerah bagian selatan Pulau Jawa sehingga menjadi pulau tersendiri, yang sekarang kita kenal dengan nama Pulau Nusa Barung dan Nusa Kambangan.

Dalam buku tersebut dijelaskan, bahwa dulunya daratan Asia itu bersatu. Diperkirakan sekitar 20-30 juta tahun silam, terjadi tabrakan antara lempeng utara dengan daratan atau anak benua India. Tabrakan tersebut salah satunya memunculkan Gunung Himalaya.

Sementara anak benua sebelah selatan terendam dan kemudian memunculkan gugusan pulau yang merupakan mata rantai gunung berapi. Gugusan pulau itu kemudian disebut Nuswantoro atau Nusantara, yang dulunya disebut Sweta Dwipa. Di antara gugusan pulau itu adalah gugusan anak benua yang disebut Jawata.

Ketika masih bernama Jawata, daratan pulau Jawa masih tergabung dengan pulau lain seperti Nusa Barong, Nusa Kambangan, Madura, hingga Bali, bahkan masih menyatu dengan daratan Sumatera. 

Gempa besar pada tahun 444 itu membuat beberapa retakan di Jawata, sehingga Nusa Barong dan Nusa Kambangan terlepas. Gempa berikutnya terjadi pada tahun 1208, yang membuat daratan Jawata dan Sumatera berpisah. Tahun 1254 terjadi gempa lagi yang memisahkan Pulau Madura, dan pada tahun 1293 gempa kembali terjadi sehingga Pulau Bali terpisah.

Memang muncul perdebatan apakah setelah berpisahnya beberapa pulau itu membuat Jawata menjadi Jawa, karena memang belum diketemukan sumber yang jelas tentang nama Pulau Jawa. Bahkan ada yang menyebut jika Pulau Jawa dulunya bernama Nusa Kendang.

Namun dulu diketemukan tanaman obat yang sangat berkhasiat bernama Jawa-wut. Adapula yang mengambil dari kata jau yang berarti jauh. Jika kembali ke kata Jawata, maka artinya gurunya orang Jawa. Orang dalam bahasa Jawa adalah Wong berasal dari kata Wahong dan Tiyang berasal dari Ti Hyang.

Menjadi sangat jelas ketika Pulau Bali memiliki nama lain yaitu Pulau Dewata. Gempa besar pada tahun 444 dan gempa-gempa lain yang menyusulnya membuat beberapa pulau memiliki nama sendiri.

Komunitas Muara Baca

Blogger dan Aktivis Literasi

Comments