Alamat

Jalan Trisula 32 Kademangan, Kabupaten Blitar./ Rumah Gendola Blitar. | Insight Blitar adalah media informasi, bukan produk Jurnalistik.

For you

Artikel Lainnya

Skip to main content

5 Fakta Menarik tentang Sosok Supriyadi, Tokoh PETA di Blitar yang Menghilang Secara Misterius


Blitar - Supriyadi (ejaan lama Soeprijadi) adalah tokoh penting dalam pemberontakan PETA, 14 Februari 1945 di Blitar, Jawa Timur.

Ia memutuskan untuk memberontak setelah melihat kejamnya perlakuan Jepang terhadap rakyat dalam kerja paksa (Romusha).

Pemberontakan PETA tersebut dinilai telah mengobarkan api perjuangan kemerdekaan hingga ke pelosok-pelosok daerah.

Berikut 5 fakta menarik tentang sosok Supriyadi yang perlu anda ketahui:

1. Lahir di Trenggalek

Meski nama Supriyadi sangat lekat dengan Blitar, namun ternyata ia asli kelahiran Trenggalek, 13 April 1923. Supriyadi masih muda saat peristiwa pemberontakan PETA, bahkan jarak usianya dengan Bung Karno terpaut cukup jauh yaitu 22 tahun. Itu berarti, ketika Bung Karno lulus HBS, Supriyadi baru lahir.

2. Ditugaskan di Blitar

Sebelum menginjak Blitar, Supriyadi menjalani pendidikan seperti umumnya anak pejabat lokal. Ia sekolah di ELS dan MULO, lalu pindah ke Magelang untuk mengikuti sekolah Pamong Praja.

Namun kedatangan Jepang membuat nasibnya berubah. Ia harus mengikuti pelatihan Seimendoyo di Tangerang dan instruktur PETA di Bogor.

Di PETA ia sampai pada tingkat Komandan peleton atau Shodancho dan kemudian ditugaskan ke Blitar untuk mengawasi kerja paksa/Romusha.

3. Anak Bupati Blitar

Ayah Supriyadi juga mejabat Bupati Blitar. Ayahnya, R. Darmadi tercatat sebagai bupati Blitar ke-7 yang mejabat dari tahun 1945-1947 dan kembali mejabat pada 1950-1956.

Diangkatnya kembali R. Darmadi sebagai Bupati Blitar oleh Bung Karno tak lain karena kiprahnya sebagai pejuang dalam agresi militer II Belanda.

4. Diangkat menjadi Menteri Pertahanan

Supriyadi tercatat sebagai Menteri Pertahanan atau saat itu bernama Menteri Keamanan Rakyat Indonesia pertama, periode 19 Agustus - 20 Oktober 1945. Saat itu usia Supriyadi baru menginjak 21 tahun.

Karena sosoknya tak kunjung muncul, maka posisinya digantikan Imam Muhammad Suliyoadikusumo.

Banyak yang menduga alasan Bung Karno memberi jabatan Supriyadi adalah untuk memancing agar tokoh PETA itu keluar dari persembunyiannya karena Indonesia telah merdeka.

Namun ternyata setelah peristiwa 14 Februari 1945, sosok Supriyadi memang tak pernah muncul lagi.

5. Dinyatakan meninggal dunia

Supriyadi akhirnya dinyatakan meninggal dunia pada 9 Agustus 1975 agar bisa mendapatkan gelar Pahlawan Nasional. Pada tanggal dan tahun tersebut muncul Keppres No. 063/TK/1975 yang mengangkat Supriyadi sebagai Pahlawan Nasional.


Comments