Alamat

Jalan Trisula 32 Kademangan, Kabupaten Blitar./ Rumah Gendola Blitar. | Insight Blitar adalah media informasi, bukan produk Jurnalistik.

For you

Artikel Lainnya

Skip to main content

Posisi





Mau tidak mau kita perlu tahu dimana sebenarnya posisi kita, agar kita bisa bergerak dengan leluasa, agar memiliki kedaulatan penuh atasnya. Semisal ikan yang tahu bahwa wilayahnya berada di air, atau burung yang paham jika ia bisa memiliki ruang bebas di angkasa, yang tak mungkin diusik gajah apalagi kudanil. Kecuali kalau ada kuda terbang, sebagaimana dongeng yang pernah kita dengar.

Sejak masuk Sekolah Menengah Atas, sebenarnya kita sudah mulai dipetakan. Meski tidak benar-benar serius. Misalkan, ada yang memiliki kecenderungan di IPA, IPS, Bahasa, Agama, atau Kejuruan lain yang lebih spesifik. Namun tidak semua menghayati, atau memang belum cukup waktu untuk benar-benar menemukan “posisi”nya.

Misalnya, sangat mungkin alumni SMK Jurusan peternakan, kemudian mengambil kuliah bidang bahasa, dan kemudian menjadi wartawan. Atau anak IPA, yang kemudian mengambil studi sosiologi, dan kemudian menjadi ahli ilmu sosial.

Bahkan perubahan posisi sangat mungkin terjadi, meski sudah belajar ilmu spesifik selama di Perguruan Tinggi. Seperti, alumnus jurusan pendidikan yang kemudian justru terjun menjadi politisi, atau pengusaha, dan bahkan tidak punya jam mengajar klasikal di sekolah.

Bisa juga, sarjana ilmu politik yang kemudian terjun menjadi artis atau penyanyi, karena bakat dan hobinya yang sangat kuat di bidang tersebut, dan dipertemukan dengan nasib yang baik.

Kita pun menyadari juga bahwa “posisi” memang tidak hanya ditentukan oleh latar belakang akademik, namun juga bakat dan minat. Bakat dan minat dua hal yang berbeda, karena tidak semua minat harus memiliki bakat. Begitu pun sebaliknya, tidak semua yang berbakat pun memiliki minat, apalagi menjadikan bakatnya sebagai sebuah profesi.

Banyak orang yang akhirnya menemukan posisinya di kehidupan, posisi tersebut membuatnya lebih mudah memetakan peran. Tidak selalu posisi yang tinggi atau elit, namun totalitas dalam bidang tertentu, seperti dalam bidang keamanan.

Meski terlihat sepele, toh tidak semua mampu memerankan diri menjadi pengatur keamanan, menata parkir, sampai menyeberangkan jalan. Dalam sebuah kegiatan, orang yang sudah memiliki keahlian, atau pengalaman di bidangnya, akan lebih mudah memetakan peran.

Mereka yang kemudian memiliki pemahaman dan pengalaman di bidang hukum, maka akan lebih mudah memposisikan diri untuk misalkan, mengurus perijinan, sampai melakukan hubungan dengan para birokrat.

Lebih luas lagi, posisi memberikan kita kemungkinan berkontribusi dalam bidang yang sesuai dengan kemampuan kita. Maka perlunya kita memiliki posisi, entah berdasar bakat yang kita miliki, kemampuan khusus, latar belakang keahlian pendidikan, atau minat yang kita tekuni sehingga menjadi sebuah ciri keahlian.

Jika dalam masyarakat orang kebingungan menemukan posisinya, lalu dalam bidang apakah ia hendak berkontribusi, maka sudah saatnya untuk lebih serius memikirkan apa dan dimana sebenarnya posisi yang tepat. []

20 Mei 2017
A Fahrizal Aziz
Blogger dan Aktivis Literasi

Comments