Alamat

Jalan Trisula 32 Kademangan, Kabupaten Blitar./ Rumah Gendola Blitar. | Insight Blitar adalah media informasi, bukan produk Jurnalistik.

For you

Artikel Lainnya

Skip to main content

Mungkinkah Film Nyai Dahlan Melampaui Sang Pencerah?


Srengenge - Film Nyai Ahmad Dahlan mulai tayang pada 24 Agustus 2017. Warga Muhammadiyah, dan khususnya Aisyiyah begitu antusias menyambut film yang menceritakan kisah hidup pendiri Organisasi Perempuan Aisyiyah ini. Tak kalah dengan antusiasme ketika menyambut film Sang Pencerah. “Bedanya sekarang ini info lebih gencar, terutama melalui WA, berbeda ketika Sang Pencerah dulu,” ujar Fahrizal, Ketua Paguyuban Srengenge.

Warga Muhammadiyah pun berduyun-duyun melaksanakan nonton bareng, bahkan menyewa studio bioskopnya. Melihat begitu besarnya antusiasme, bukan tidak mungkin akan melampaui jumlah penonton Sang Pencerah. “Sang Pencerah menembus angka 1,2 juta penonton menurut situs bookmyshow, itu situs yang sering memberikan informasi seputar film, termasuk memesan tiket online,” lanjut Fahrizal.

Namun menurut Fahrizal, angka 1,2 juta itu masih mungkin terkejar jika melihat jumlah warga Muhammadiyah sampai pada Ortomnya. “Untuk sebuah film biopik pendiri Ormas besar, angka 1,2 juta itu sebenarnya kecil. Kita misalkan saja, warga Muhammadiyah se Indonesia itu ada 20 juta. Jika yang menonton 10% saja, sudah 2 juta penonton,” jelasnya.

Namun perlu diketahui juga, bahwa selain diputar di bioskop, Sang Pencerah dulu juga di putar diluar bioskop, mengingat tidak semua kota berdiri bioskop besar. Belum lagi versi bajakan yang cepat sekali beredar, sehingga minat orang untuk pergi ke bioskop jadi berkurang, karena bisa mendapatkan copyan bajakannya.

“Namun meski begitu, Sang Pencerah masih menjadi salah satu film biografi epik terlaris setelah Ainun Habibie, mungkinkah Film Nyai Ahmad Dahlan akan melampauinya? Kemungkinan itu tentu saja ada, tapi film sangat berkaitan erat dengan siapa pembuatnya dan pemerannya, sulit untuk melampaui Sang Pencerah,” pungkasnya. (SJP/red.s)
Blogger dan Aktivis Literasi

Comments