Sabtu, 31 Agustus 2019
Mungkin hidup saya memang terkesan membosankan, sebab tak satu pun perayaan agustusan yang membuat saya tertarik. Mulai dari lomba-lomba, karnaval, orkesan, dan sebagainya.
Namun bukan berarti saya tidak ikut merayakannya. Sebab Agustus ini full agenda, terutama dari tanggal 16-18, dan setelahnya. Hanya beda model merefleksikannya.
Padahal yang paling ramai adalah karnaval (karnival), suatu perayaan yang hampir diadakan tiap Kecamatan. Dengan konsep yang beragam dan unik. Apalagi ketika ada banyak referensi dari pelbagai daerah yang sukses menggelar acara serupa, seperti Jember dan Banyuwangi.
Bahkan saat ada karnaval akbar yang menutup hampir seluruh jalan utama di Kecamatan, saya memilih ikut ngopi dengan teman-teman di sebuah warung.
Menonton saja kurang suka, apalagi ikut serta? Kira-kira adakah orang seperti saya ini? Yang kata orang kurang piknik, hidupnya terlalu serius, kurang hiburan, dan semacamnya. Pokok membosankan.
Ya, memang kurang suka. Mau bagaimana lagi? Bukankah minat dan ketertarikan orang memang berbeda?
Kemerdekaan bagi sebagian orang, diwujudkan lewat perayaan, hiburan, dan senang-senang. Adanya perayaan, euforia di suatu daerah, menunjukkan daerahnya aman nan kondusif. Karena itu bisa menggelar pesta.
Saya pun juga merayakan kemerdekaan lewat kebebasan berekspresi, menulis, berkarya, berkumpul, dan bergerak. Maka saya ikut serta memperingati kemerdekaan dengan upaya lain, seperti lewat musik, puisi, dan sastra.
Sama ketika saya mengkritik teman yang candu game, atau candu mancing, yang menurut saya useless. Tetapi mereka kan punya alasan tersendiri kenapa suka itu?
Sebab itu saya menyakini setiap orang punya nilai masing-masing dalam dirinya, punya preferensi masing-masing atas sesuatu yang mereka suka dan tidak suka.
Tidak harus sama. Asalkan sama-sama bahagia. Sebab tidak ada bahagia yang bisa dipaksakan, bukan?
Ahmad Fahrizal Aziz
Just-fahri.blogspot.com
Comments
Post a Comment
Tinggalkan jejak komentar di sini