Alamat

Jalan Trisula 32 Kademangan, Kabupaten Blitar./ Rumah Gendola Blitar. | Insight Blitar adalah media informasi, bukan produk Jurnalistik.

For you

Artikel Lainnya

Skip to main content

Cara Orang Waras Menonton Film G30S/PKI



Tidak seperti tahun tahun sebelumnya, pada tahun 2017 terlebih pada bulan September ini kisah-kisah tentang PKI kembali dihembuskan. Hal ini tentu sangat berbeda dengan 19 tahun terakhir ini, dimana pasca 98” kisah tentang PKI jarang sekali di bicarakan atau mungkin sejarahnya sudah masuk rongsokan ingatan rakyat Indonesia, akan tetapi bulan ini (September 2017) mulai Dari pejabat teras negara sampai pedagang kaki lima pun saat ini mulai membuka kembali memorinya tentang PKI dan film G30S/PKI.

Terlebih lagi, panglima TNI Gatot Nurmantyo mengintruksikan kepada anak buahnya untuk menonton film Pemberontakan G30S/PKI. Hal itu tentu menimbulkan efek yang besar dan akan diikuti bukan hanya oleh jajaran TNI akan tetapi juga diikuti oleh sebagian masyarakat. Bisa kita lihat pada bulan ini banyak  aktivis ormas yang menjadwalkan nobar  film yang disutradarai Arifin C Noer tersebut, tak terkecuali siswa-siswa sekolah khususnya tingkat SMA.

Menonton film G30S/PKI pada masa ini tentu berbeda dengan kewajiban menonton film G30S pada masa orde baru. Pemutaran film tersebut saat ini hanyalah sebagai tameng kecil diantara jutaan tameng untuk menjaga ideologi pancasila yang di anut bangsa ini dari ancaman ideologi lain termasuk komunis. Kalau masa orde baru dulu menonton film G30S/PKI bertujuan untuk memberikan virus pembenaran terhadap apa yang dilakukan ABRI pada saat itu, tahun 65”.

Sebagai masyarakat modern yang terpelajar, tentunya ketika menonton G30S/PKI kita tidak serta merta melahap habis seluruh adegan yang terdapat di Film. Hal yang sangat elok kita lakukan adalah mengimbangi isi film tersebut dengan sebuah diskusi-dikusi kecil, hal tersebut bertujuan untuk meluruskan bila ada adegan di film tersebut yang kurang pas atau adegan palsu yang dirancang pemerintah orde baru.

Mengadakan forum diskusi kecil pasca menonton film tersebut tentunya bukan hal yang sulit untuk dilakukan, mengingat saat ini sudah banyak literatur yang bisa kita gunakan untuk berdiskusi, diantaranya adalah buku “Dalih Pembunuhan Massal” karya John Rossa, “Benturan NU Dan PKI” karya Abdul Mun’in , “Orang-Orang Dipersimpangan Kiri Jalan” karya Soe Hog Gie,“Kudeta 1 Oktober 1965: Sebuah Analisis Awal” karya Ben Anderson dan Ruth McVey, “Ayat-ayat yang Disembelih” karya Thowaf Zuharon, selain buku diatas kita juga bisa menambahkan buku “Catatan Kritis IMM Melawan Komunisme” karya immawan ajib purnawan serta masih banyak lagi literatur lain baik karangan penulis dalam negeri ataupun luar negeri.

Hal yang tetap di ingat adalah tetaplah kritis, bernalar sehat dan berfikir bersih mengingat situasi politik saat ini  yang membabi buta, karena bisa jadi isu PKI adalah sebuah alat politik suatu kelompok.

INGAT !!!  film Pemberontakan G30S/PKI bukan untuk anak-anak, karena ada unsur kekerasan yang sangat mengerikan.
__________________ 
Coretan
Khabib M Ajiwidodo
(Paguyuban Srengenge Blitar)
Blogger dan Aktivis Literasi

Comments