Alamat

Jalan Trisula 32 Kademangan, Kabupaten Blitar./ Rumah Gendola Blitar. | Insight Blitar adalah media informasi, bukan produk Jurnalistik.

For you

Artikel Lainnya

Skip to main content

Enam Ciri Kader Muhammadiyah, Menurut Nadjib Hamid


BlitarmuID – Saat memberikan materi bertajuk “Profil Kader Muhammadiyah” dalam acara Latihan Instruktur Baitul Arqam di Rusunawa UMM, 28-30 April yang lalu, Wakil Ketua PWM Jatim, Nadjib Hamid, menyebut setidaknya ada enam ciri kader Muhammadiyah. Enam ciri kader tersebut merupakan hasil analisis yang beliau lakukan selama ini.
 
Nadjib Hamid

“Dari beberapa tokoh yang pernah saya temui, secara umum ada enam ciri kader Muhammadiyah,” ucapnya, sembari memperlihatkan slide tersebut.

Enam ciri kader Muhammadiyah menurut Nadjid Hamid, adalah :

Pertama, aqidah kuat dan ideologinya mantab. Kader Muhammadiyah harus memiliki aqidah yang kuat, serta pemahaman KeMuhammadiyahan yang baik, termasuk dalam hal ideologi. Hal ini penting agar kader Muhammadiyah tidak mudah terombang ambing ditengah krisis ideologi yang saat ini tengah terjadi.

Kedua, Ilmu dan pergaulannya luas. Muhammadiyah dikenal sebagai gerakan modern Islam di Indonesia. Sebagai gerakan modern, tentu bersifat inklusif. Tidak tertutup. Termasuk keterbukaan terhadap ilmu pengetahuan, atau terhadap pandangan yang berbeda.

Keterbukaan tersebut membuat kader Muhammadiyah memiliki pergaulan yang luas, tidak tersekat di internal Muhammadiyah semata. Dengan pergaulan yang luas, maka kader Muhammadiyah akan bersikap toleran, luwes, dan bijak.

Ketiga, Peduli dan Kontributif. Sebagaimana yang pernah dilakukan KH. Ahmad Dahlan, Muhammadiyah sangatlah peduli dengan kondisi sekitar, terutama ketimpangan yang terjadi. Dari kepedulian tersebut, maka kader Muhammadiyah berupaya memberikan kontribusi kepada masyarakat.

Keempat, Ghirah dan Militansinya tinggi. Kelima, Patut diteladani. Yaitu, bahwa kader Muhammadiyah tidak sekedar bicara, namun juga dibarengi dengan aksi. Sebagaimana yang pernah diajarkan KH. Ahmad Dahlan ketika mengajarkan surat Al Maun. Tidak cukup hanya dibaca, namun bagaimana itu diamalkan.

Keenam, Ikhlas dan sederhana. Berdakwah di Muhammadiya tentu banyak tantangannya, bahkan tak jarang harus berkorban. Entah berkorban tenaga, waktu, sampai materi. Namun roda keorganisasian di Muhammadiyah bisa terus berjalan karena adanya orang-orang Ikhlas. Selain itu, tokoh-tokoh Muhammadiyah juga dikenal sederhana, tidak high profile, apalagi elitis. [red.b]


Blogger dan Aktivis Literasi

Comments