Alamat

Jalan Trisula 32 Kademangan, Kabupaten Blitar./ Rumah Gendola Blitar. | Insight Blitar adalah media informasi, bukan produk Jurnalistik.

For you

Artikel Lainnya

Skip to main content

PULANG

PULANG
Resensi Novel Karya Tere Liye


Resensi. Novel ini bercerita tentang perjalanan hidup seorang anak lelaki, yang mempunyai nama panggilan Bujang. Bocah berusia lima belas tahun ini sama dengan bocah-bocah seusianya. Lahir dan besar di pedalaman rimba Sumatra, atas didikkan keras dan lembut bapak dan mamaknya. Bapaknya bernama Samad, seorang mantan jagal tersohor yang meninggalkan masa lalu hitamnya. Mamaknya sendiri bernama Midah, seorang keturunan pemuka agama. Bujang sama dengan bocah-bocah di kampungnya, senang bermain di hutan, berjahil dan selalu ingin tahu pembicaraan orang dewasai. Dididik membaca, berhitung, mengaji, adzan dan sholat juga lain sebagainya. Namun satu hal yang membuat Bujang amat berbeda dengan bocah-bocah seusianya, Jika setiap manusia memiliki lima emosi, yaitu bahagia, sedih, takut, jijik, dan kemarahan. Bujang hanya memiliki empat emosi, Bujang tidak punya rasa takut. rasa takutnya direnggut oleh seekor monster yang matanya merah ketika terkena cahaya petir.

Dari pengalaman di rimba itu, akhirnya ia dibawa oleh Tauke Muda (seorang bos) dari kota, yang berteman dekat dengan Ayahnya. Awalnya, Midah  tak mau merelakan anak semata wayangnya itu dibawa oleh Tauke, namun sang ayah bersikeras menyuruh Bujang pergi bersama rombongan tersebut, dengan dalih: Agar anaknya dapat melihat dunia luar, dan dapat bersekolah.

Namun, Seiring berjalannya waktu, alasan keras sang ayah menyuruh ia ikut dengan Tauke Muda akhirnya diketahui oleh Bujang. Bukan alasan yang tercantum di ataslah yang pada hakikatnya diniatkan oleh Samad (ayah dari bujang). Dulunya, Samad adalah tangan kanan oleh ayah dari Tauke Muda yang menjalankan bisnis Shadow Economy dibalik naungan keluarga Tong.

Akan tetapi Samad mengundurkan diri karena alasan yang tak pasti. Dan, alasan tersebutpun diketahui Bujang dari Kopong (Teman dekat Samad sekaligus Kepala dari Tukang Pukul keluarga Tong). Pada saat itu Kopong menceritakan semua tentang ayahnya ketika ia terbaring sakit.

Pada akhirnya, Bujang mewarisi keahlian dari ayah dan kakeknya, menjadi jagal yang mampu membuat orang-orang hingga calon presiden pun gemetar. Dan, ia juga ikut serta menjalankan bisnis dunia hitamnya keluarga Tong. 

Perjalanan hidup Bujang setelah menjadi anggota Keluarga Tong penuh dengan perjuangan, intrik, luka, bahkan sebuah pengkhianatan yang berlatar belakang sebuah masa lalu pahit dari salah seorang anggota Keluarga Tong sendiri.

Dengan bertambahnya usia dan pengalaman, Bujang belakangan naik tingkat menjadi orang nomor satu keluarga Tong, serta menjadi anak kesayangan dari Tauke yang semakin hari semakin memprihatinkan kesehatannya.

Karena tak ada lagi yang pantas menerima mahkota, ia pun diserahi kekuasaan oleh Tauke agar menggantikannya memimpin keluarga Tong, yang walaupun ia menolak otoritas itu.


Seperti biasa, Tere Liye amat mahir menghadirkan hal-hal yang tak terduga menjelang akhir-akhir halaman novel ini. Dari kudeta, atau pengkhianatan yang dilakukan oleh orang yang tak disangka sebelumnya, hingga menemukan tokoh utama dengan seseorang yang akan menceritakan asal-usul, dan desas-desus keluarga kecinya itu. Dari sanalah, akhirnya Bujang mengerti akan sebuah hakikat dari kata PULANG.
___________________
Diresensi oleh:

Khabib Mulya Ajiwidodo
(Pimred Srengenge Online)



Blogger dan Aktivis Literasi

Comments