Alamat

Jalan Trisula 32 Kademangan, Kabupaten Blitar./ Rumah Gendola Blitar. | Insight Blitar adalah media informasi, bukan produk Jurnalistik.

For you

Artikel Lainnya

Skip to main content

Gambaran Masa Remaja Bung Karno di Surabaya



Seperti yang kita tahu, selepas lulus ELS, Soekarno melanjutkan studi HBS selama 5 tahun di Surabaya. HBS adalah sekolah khusus untuk kalangan tertentu, sebab disamping HBS ada sekolah setingkat SMP yang disebut MULO dan SMA yang disebut AMS.

Ketika melanjutkan HBS, maka tidak perlu menempuh MULO dan AMS. Teman seangkatan Soekarno di HBS hanya 67 pelajar. Sebagian besarnya adalah pelajar keturunan Belanda, sisanya Pribumi dan Tionghoa.

Lalu seperti apa gambaran sekilas masa remaja Soekarno ketika di Surabaya?

Jadi anak kos
Di Surabaya, Soekarno remaja indekos di rumah seorang tokoh pergerakan terkemuka bernama H.O.S Tjokroaminoto di gang Peneleh VII nomor 29 dan 31. Setiap bulannya Soekarno membayar 11 gulden untuk tinggal dan makan.

Kamar Soekarno berada di lantai atas dan berukuran 2x2 meter. Teman satu kosnya yang kemudian jadi tokoh politik antara lain Muso dan Kartosuwiryo.

Meski menjadi anak kos, Soekarno harus taat pada peraturan yang ditetapkan, misalnya harus bangun jam 4 pagi dan tidak boleh pulang lebih dari jam 10 malam.

Bersekolah

Alasan utama Soekarno tinggal di Surabaya karena ia harus melanjutkan sekolah di HBS. Biaya sekolahnya per tahun 220 gulden untuk 3 tahun pertama dan 150 gulden untuk dua tahun sisanya. Itu belum termasuk biaya membeli buku yang habis sekitar 75 gulden.

Siswa HBS dikuatkan dalam dua bidang : ilmu eksakta dan bahasa. Soekarno belajar 5 bahasa : Belanda, Inggris, Prancis dan Jerman. Lalu juga belajar Aljabar, Kimia, Ilmu Bumi dan Sejarah. Saat naik kelas atas, ia mendapatkan pelajaran Sistem Negara, Kosmografi, Trigonometri dan lain sebagainya.

Soekarno termasuk siswa yang tekun, meski ia sendiri mengaku lemah di bidang matematika. Namun Soekarno bisa menyelesaikan HBS tepat waktu. Dari semua teman angkatannya, tidak semua lulus. Di kalangan Pribumi dan Tionghoa hanya 5 pelajar yang lulus, Soekarno salah satunya.

Nonton film dan mendengarkan musik
Ketertarikan Soekarno dalam bidang seni juga terlihat ketika ia sangat suka menonton film dan mendengarkan musik. Ia sering nonton bioskop di kompleks Tunjungan. Aktor favoritnya adalah Tom Mix, Mary Pickford dan juga pelawak Charlie Chaplin.

Musik yang ia gandrungi kala itu adalah dari Wals Johan Strauss. Ia juga sangat menyukai lagu berjudul Yankee Doodle.

Kisah percintaan

Meski dikenal sosok yang rajin di kelas dan suka baca buku, Soekarno punya beberapa kisah asmara semasa remaja yang akhirnya menjadi kisah legendaris.

Misalnya, kisahnya dengan seorang perempuan Belanda Mien Hessels alias Mientje. Bahkan Soekarno sampai memberanikan diri melamar Mientje meski akhirnya ditolak ayahnya dan dikatai inlander kotor.

Banyak yang menduga jika sebenarnya Mientje juga menaruh rasa pada Soekarno, sebab pada 1956 ketika Soekarno telah jadi presiden dan kunjungan ke Surabaya, Mientje dengan berani menerobos pengawal presiden demi agar bertemu Soekarno.

Selain Mientje Soekarno yang berwajah tampan dan tegas itu juga memiliki kisah dengan Pauline Gobee, anak dari salah satu gurunya di HBS.

Diskusi pergerakan dan politik
Tinggal di rumah H.O.S Tjokroaminoto, membuat Soekarno punya kesempatan berjumpa dengan tokoh-tokoh pergerakan yang kerap bertamu ke rumah peneleh. Misalnya, Sneevliet dan Baars, tokoh sosialis yang terkenal itu.

Selain juga bertemu dengan tokoh seperti Ki Hajar Dewantoro, Abdul Muis, Agus Salim dan KH. Ahmad Dahlan. Di Surabaya ini jugalah konon Soekarno mulai kenal sosok seperti KH. Mas Mansur dan KH. Wahab Hasbullah, dua tokoh Muhammadiyah dan NU.

Perjumpaan itu membuat Soekarno secara tidak langsung belajar dan diskusi tentang pergerakan, yang akhirnya membuatnya bergabung dengan Trikoro Dharmo, kemudian berubah menjadi Jong Java.

Pada bulan Juni 1921 Soekarno lulus dari HBS dan memulai babak barunya ketika hijrah ke Bandung dan memuliah kuliah di Technische Hoge School Bandung yang sekarang menjadi Institute Teknologi Bandung. [IB.red]

Sumber rujukan :

Buku dan dokumentasi visual Penyambung Lidah Rakyat, Cindy Adam.

Buku Sejarah Ketjil Petitie Histoire Indonesia karya Rosihan Anwar.

Wikipedia

Catatan kaki :

HBS = Hoogere Burger School 
MULO = Meer Uitgebreid Lager Onderwijs
AMS = Algemene Middelbare School

Comments