Alamat

Jalan Trisula 32 Kademangan, Kabupaten Blitar./ Rumah Gendola Blitar. | Insight Blitar adalah media informasi, bukan produk Jurnalistik.

For you

Artikel Lainnya

Skip to main content

Menghibur Diri dengan Ilmu Pengetahuan



 Senin, 3 Desember 2018

Kesadaran atau kecintaan terhadap ilmu pengetahuan kadang-kadang datang terlambat. Misalnya, setelah lulus sekolah atau kuliah. Baru menyadari pentingnya, setelah dibenturkan dengan realitas yang ada, baru berujar : dulu kenapa tak serius ya?

Bahkan kalau diingat, begitu girang rasanya ketika bel pulang berbunyi, atau ketika libur sekolah datang. Mungkin karena suasana di dalam kelas yang meletihkan, dan karena terlalu formal, ditambah materi pelajaran yang tidak mengundang selera.

Betapa bersyukurnya mereka yang menemukan kecintaan pada belajar, bahkan saat masa-masa sekolah. Sehingga dengan ringan melangkahkan kaki menuju sekolah, madrasah, atau perpustakaan.

Pada titik kesadaran tertentu, banyak orang mengerti bahwa ilmu pengetahuan ibarat oase yang menyegarkan pikiran, menghibur diri, dan membuat pandangan lebih luas.

Saat harus menjalani tuntutan hidup yang pelik, atau ketika dibenturkan pada kebutuhan realitas yang menjemukan, ilmu pengetahuan bisa sedikit meredakan, melegakan, meski tidak mengatasi persoalan yang dihadapi.

Saat emosi terus diuji karena sikap orang-orang sekitar, maka ilmu pengetahuan, melalui cabang psikologi misalnya, sedikit memberikan pandangan tentang kondisi kejiwaan seseorang, yang terkadang membuat kita lebih belajar untuk memahami ketimbang mengedepankan emosi.

Ketika melihat alam, kita berpikir bagaimana semua ini berkaitan. Bagaimana manusia hidup bersama hewan, tumbuhan, dan segala kompleksitas di dalamnya.

Ketika melihat masyarakat yang majemuk, kita berpikir bagaimana cara masing-masing orang memenuhi kebutuhan hidupnya. Bagaimana mereka saling berinteraksi satu sama lain.

Ilmu pengetahuan berproses secara alamiah dalam pikiran dan jiwa manusia. Hanya saja, seringkali oleh manusia sendiri, hanya digunakan untuk meraih jabatan, pangkat, dan keuntungan materi. Apalagi hanya sebagai prestise.

Seringkali, ilmu pengetahuan hanya di atas namakan dalam sepangkat gelar, selembar ijazah, atau sertifikat. Padahal ilmu pengetahuan berpasangan dengan adab. Keduanya saling terkait dan mewujud dalam sikap dan perilaku.

Itulah kenapa, pada kondisi tertentu, orang mencari kedamaian dengan ilmu pengetahuan, seperti hadir di pengajian, mendengarkan tausiyah yang berisi wawasan dan pengetahuan baru dari Ustad, Dai, atau penceramah.

Itulah kenapa, bagi sebagian orang, perlu datang ke perpustakaan : membaca, merentangkan wawasan, memperkaya pengetahuan dan meluaskan pandangan.

Pada akhirnya, kita menemukan bahwa ilmu pengetahuan itu luas. Tidak saja apa yang tertulis di dalam buku. Kehidupan diri kita sendiri adalah sebuah pengetahuan, kehidupan orang lain, cerita-cerita yang mereka sampaikan.

Sebab itu memang menghibur, meski bukan hiburan. Hadiah Tuhan bagi umat manusia. []

Tabik,
Ahmad Fahrizal Aziz
Just-fahri.blogspot.com

Comments