Alamat

Jalan Trisula 32 Kademangan, Kabupaten Blitar./ Rumah Gendola Blitar. | Insight Blitar adalah media informasi, bukan produk Jurnalistik.

For you

Artikel Lainnya

Skip to main content

Sekolah Maju Harus Punya Majalah



Rabu, 17 Oktober 2018
SRENGENGE.ID | Seri Catatan Literasi

Oleh Ahmad Fahrizal Aziz

Saat ini, sepertinya sulit mengidentifikasi kemajuan sebuah sekolah hanya dari megahnya bangunan atau ketercukupan fasilitas, apalagi sekolah negeri. Salah satu yang bisa jadi nilai, adalah kualitas majalah sekolahnya. Kenapa?

Megahnya bangunan sekolah bisa diupayakan lewat kebijakan politik. Di sebuah kota, ada SMA yang baru berdiri, karena dapat prioritas dari pemerintah daerah, maka gedung dan fasilitasnya memadai, guru-guru terbaik dari sekolah lain di rotasi ke sekolah tersebut.

Artinya, gedung megah hanya soal prioritas anggaran. Begitupun dengan kegiatan pramuka yang diwajibkan. Sebelum diwajibkan dalam K13, maju tidaknya sekolah bisa dilihat dari ekstrakurikuler Pramukanya. Kini tidak demikian.

Lantas apa pentingnya majalah sekolah?

Beberapa kali saya berkunjung sekolah-sekolah maju, dari tingkat dasar hingga menengah atas, hampir semua punya majalah sekolah. Jika tidak, biasanya punya website sekolah yang memadahi.

Ada yang terbit dua kali setahun, artinya tiap semester. Ada yang terbit setahun sekali.

Manajemennya memang berbeda-beda. Untuk tingkat dasar biasanya dikelola guru, namun sebagian besar karya dari siswa/i. Untuk tingkat menengah atas, biasanya dikelola langsung oleh OSIS atau Ekstrakurikuler Jurnalistik.

Kenapa majalah jadi simbol kemajuan sekolah? Pertama, soal ketercukupan anggaran. Sekolah yang bisa menerbitkan majalah, biasanya punya manajemen anggaran yang baik. Atau punya kemampuan lebih dalam mengakses dana, entah dari sponsor maupun donatur.

Sekolah-sekolah yang tidak maju biasanya kembang kempis dalam hal keuangan. Jangankan untuk anggaran majalah, lebih baik untuk biaya operasional yang lain, atau untuk biaya pembangunan.

Kedua, yang lebih penting, siswa punya wadah aktualisasi. Mereka yang suka menulis, desain layout, karikatur, fotografi, editing, dan sebagainya, akan memiliki ruang aktualisasi. Siswa bisa mengembangkan kemampuan non akademiknya dalam hal media.

Ketiga, jelas nama sekolah akan lebih terpandang. Saat misalkan ada pejabat negara berkunjung, saat ada rapat bersama pejabat dinas pendidikan, atau sekolah lain studi banding, majalah tersebut bisa jadi "oleh-oleh".

Semua informasi dan kegiatan sekolah terdokumentasi dalam majalah tersebut, plus karya dari guru dan para siswa, baik yang berupa liputan, artikel opini, puisi, cerpen, sketsa, karikatur, dan lain-lain.

Majalah sekolah bisa menjadi media komunikasi yang efektif, baik untuk para siswa sendiri, orang tua mereka, hingga masyarakat secara umum.

Hampir semua sekolah maju memiliki majalah yang bagus dan berkualitas. Untuk itu, sekolah tidak bisa mengklaim lembaganya maju, jika tidak menerbitkan majalah. []

Comments