Alamat

Jalan Trisula 32 Kademangan, Kabupaten Blitar./ Rumah Gendola Blitar. | Insight Blitar adalah media informasi, bukan produk Jurnalistik.

For you

Artikel Lainnya

Skip to main content

Pengagum





Dalam hidup, kita mungkin mengagumi beberapa orang. Karena rasa kagum tersebut, segala hal tentang orang itu menjadi menarik. Tapi yang penting kita renungi, apa sebenarnya yang membuat kita kagum, dan kenapa kita perlu mengagumi?

Kita sering mendengar nama-nama fans dari para artis. Mereka mengidolakan, membeli karyanya, ikut meet and great, sampai mengoleksi berbagai aksesoris yang berkaitan dengan idolanya. Jika itu artis luar negeri, maka ia rela membeli tiket konsernya yang mahal.

Era saya SD, ada boyband yang sangat terkenal dari Taiwan. Banyak teman saya yang mengidolakannya, mengikuti serial televisinya, membeli VCDnya (meski bajakan), mengoleksi poster, sampai buku tulisnya saja bersampul boyband tersebut.

Selain boyband, ada juga yang mengandrungi artis india. Bedanya, tidak banyak poster-poster artis india, namun VCD dan film india bertebaran di penjual kaset, juga rental kaset. Beberapa kali saya menyewa VCD bersama teman yang gandrung banget dengan film india.

Umumnya mereka mengidolakan artis tersebut karena karyanya, bisa karena lagu-lagunya yang sejalan dengan jiwa kita. Ada juga rasa kagum karena idolanya ganteng atau cantik. Seperti sinetron yang pernah tayang di salah satu stasiun televisi, ada yang rajin menonton setiap hari, namun ketika ditanya alur ceritanya, ia tak paham. Baginya itu tak penting, yang penting bisa melihat idolanya akting.

Dari situ kadang saya merenung, kalau ada yang mengidolakan seseorang karena hal-hal fisik yang melekat. Misal karena dia cantik atau ganteng, lalu bagaimana bentuk mengekspresikan kekagumannya? Ini berbeda hal ketika seseorang kagum karena karyanya. Misal karena karya musiknya, maka ia akan mendalami apa isi dari lagu tersebut, filosofi, dan sebagainya.

Agak berbeda mengagumi sebatas “orang” dan “karya”. Meskipun karya akan sangat melekat dengan orangnya.

Sering kita dapati para fans tweet war hanya karena membela idolanya. Misal, idolanya dibully karena memenangkan sebuah penghargaan menyanyi, padahal kualitas vokalnya standart, dan ketika manggung juga sering lipsing. Sementara pesaingnya memiliki kualitas vokal dan musikalitas yang lebih baik, namun kalah.

Dalam kadar tertentu, mengagumi orang secara fisik memang berbeda dengan mengagumi karyanya. Mengagumi secara fisik kadang membuat daya kritis hilang dan akal sehat terpinggirkan. Dalam hati mungkin ia membenarkan kalau kualitas vokal idolanya standart, karena aslinya memang bukan penyanyi. Namun ia harus membela karena ia mengagumi kegantengan si artis.

Mengagumi seseorang hanya karena fisik, yang dominan biasanya libido. Si artis pun harus sering-sering memasang foto yang memperlihatkan bagian yang menarik perhatian untuk mengikat para fans. Misal, foto waktu sedang ngegym, telanjang dada, menggunakan baju ketat, dandan menor dan sensual, dan lain sebagainya.

Keduanya akan menjadi kutub yang saling menarik satu sama lain. Siapapun akan senang kalau ada yang mengagumi dirinya, apalagi sampai histeris.

Sementara menganggumi karyanya itu memiliki dimensi lain. Mungkin yang kita kagumi cantik/ganteng, tapi bukan itu intinya. Intinya adalah apa karya yang telah ia telurkan, karakter, impresi yang kita dapatkan setelah menikmati karyanya.

Termasuk alasan kenapa kita mengagumi orang dari berbagai bidang. Entah politik, seni, pendidikan, aktivis, bahkan orang biasa. Kita mengagumi seorang tokoh bukan karena tokoh tersebut dikultuskan oleh lingkungannya, tapi karena kita pernah menikmati karya-karya, atau mengetahui kiprah hidupnya.

Kita pernah membaca karya tulis, pemikirannya, sampai sikap-sikap yang diambilnya. Kita mengagumi sesuatu yang tidak saja melekat pada fisiknya, tapi juga kiprah, pemikiran, dan sikap-sikapnya. Sehingga ketika ditanya, apa yang membuat kita mengagumi tokoh tersebut? kita bisa memberikan jawaban yang membangun.

Dari karya, pemikiran, dan kiprah tokoh tersebut, kita mendapatkan sesuatu yang membangun. Tidak saja kebahagiaan sesaat karena  terpukau oleh wajah cantik dan ganteng yang tak pernah kita miliki, melainkan input positif yang turut mewarnai pola pikir, jiwa, dan perilaku kita.

Hal itu penting untuk kita hayati, agar kita tahu kenapa kita harus mengagumi seseorang dan kenapa kita harus melakukan itu. Tentu kita akan mendapatkan sesuatu dari apa yang kita kagumi, tapi sesuatu itu harus kita gali sendiri, kita tangkap sendiri.

Saat itu kita menyadari, bahwa menjadi pengagum itu justru menguntungkan. []

Blitar, 17 Januari 2017
A Fahrizal Aziz
Blogger dan Aktivis Literasi

Comments