Sejarah Kota Blitar dalam Pandangan Mbah Ujud

Mengungkap Sejarah Kota Blitar dan Makam Adipati Aryo Blitar, Jejak Majapahit dan Tradisi Lokal

Sumber: Radio Patria

Blitar, Jawa Timur – Siapa sangka bahwa di balik keheningan makam tua di Jalan Pamungkur, Blitar, tersimpan kisah panjang sejarah Kadipaten Blitar yang erat kaitannya dengan Kerajaan Majapahit? 

Hal ini terungkap dalam video dokumenter berjudul "SEJARAH MAKAM ADIPATI ARYO BLITAR" yang diunggah oleh channel YouTube Kawanalog.

Video berdurasi sekitar 18 menit ini menghadirkan Mbah Ujud, seorang tokoh masyarakat sekaligus narasumber utama yang dikenal luas di lingkungan Blitar karena pengetahuannya mengenai sejarah lokal dan situs makam leluhur.

Dalam dokumentasi tersebut, Mbah Ujud menjelaskan bahwa makam yang dikenal dengan sebutan "Makam Eyang Kakung dan Eyang Putri" merupakan petilasan dari Adipati Nila Suwarno (dikenal juga sebagai Aryo Blitar I), tokoh penting pada abad ke-15 yang diyakini menerima wilayah Blitar dari Kerajaan Majapahit.

"Makam ini memang urip, dalam arti masih digunakan sebagai pusat tradisi, terutama setiap hari Jumat selalu ada ritual dan doa bersama," ujar Mbah Ujud.

"Yang disebut Eyang Kakung itu adalah Adipati Nila Suwarno, datang dari abad ke-15, dan di sini juga ada Eyang Putri," tambahnya.

Asal Usul Kota Blitar, Dari Kadipaten Hingga Perlawanan terhadap Penjajahan

Menurut penuturan dalam video, Aryo Blitar I adalah pahlawan lokal yang terkenal karena berhasil mengusir invasi bangsa Tartar. 

Ia kemudian dianugerahi wilayah Blitar oleh raja Majapahit sebagai bentuk penghargaan. Namun, kisah tak berhenti di situ. 

Setelah dibunuh oleh Patih Sengguruh Kinareja (Aryo Blitar II), kekuasaan sempat berganti tangan sebelum akhirnya direbut kembali oleh Djoko Kandung (Aryo Blitar III), yang dikenal juga karena keberaniannya melawan penjajahan VOC.

"Keberadaan Kadipaten Blitar dulunya erat dengan Majapahit, dan bentuk perlawanan pun pernah terjadi melawan VOC di masa Aryo Blitar III," ungkap Mbah Ujud dalam video tersebut.

Kisah ini sekaligus menunjukkan bahwa asal-usul Kota Blitar tidak lepas dari jalur sejarah kerajaan dan konflik kolonial, yang kemudian membentuk identitas lokal yang kuat.

Makam Adipati Aryo Blitar terletak di belakang area yang dipercaya sebagai pusat Kadipaten Blitar, yang kini dikenal di kawasan Jalan Pamungkur, Kelurahan Sentul, Kecamatan Kepanjenkidul. 

Area makam ini terdiri dari dua petilasan utama: Eyang Kakung dan Eyang Putri, serta beberapa nisan lain yang diyakini sebagai keluarga dan pengikut beliau.

Setiap hari Jumat, masyarakat sekitar masih rutin melaksanakan ritual tahlil dan doa bersama, yang menjadi wujud nyata bagaimana situs ini tetap hidup dalam kesadaran budaya masyarakat.

Video dari Kawanalog juga merekam semangat pelestarian yang digerakkan oleh masyarakat sekitar. Tradisi Kejawen, doa bersama, hingga kisah-kisah lisan yang dituturkan dari generasi ke generasi menjadi cara utama dalam menjaga identitas Blitar.

"Tradisi ini tidak pernah putus, setiap Jumat warga datang ke sini, mendoakan Eyang Kakung dan mengenang sejarah leluhur," terang host video yang berinteraksi langsung dengan warga.

Bagi Anda yang tertarik mendalami sejarah Kota Blitar, video ini dapat menjadi sumber referensi penting berbasis tradisi lisan dan pengamatan lapangan

Tidak hanya menyajikan cerita, tetapi juga memperlihatkan kondisi fisik makam dan lingkungan sekitarnya.

📺 Tonton videonya di YouTube:
SEJARAH MAKAM ADIPATI ARYO BLITAR | KAWANOLOG


Kisah Adipati Aryo Blitar bukan hanya tentang masa lalu, tetapi juga cermin identitas dan perlawanan masyarakat Blitar. Dengan narasi kuat dari tokoh lokal dan pelestarian aktif oleh komunitas, makam Aryo Blitar menjadi simbol penting perjalanan sejarah Kota Patria ini.

Untuk penggiat sejarah, pelajar, atau wisatawan budaya, mengunjungi situs ini akan memberi pemahaman lebih dalam tentang akar-akar lokal Blitar yang jarang diangkat dalam sejarah arus utama.


Sumber utama: Kawanalog - SEJARAH MAKAM ADIPATI ARYO BLITAR


0 Comments

Tinggalkan jejak komentar di sini