Alamat

Jalan Trisula 32 Kademangan, Kabupaten Blitar./ Rumah Gendola Blitar. | Insight Blitar adalah media informasi, bukan produk Jurnalistik.

For you

Artikel Lainnya

Skip to main content

Inilah Bedanya Masjid Jami, Agung, dan Raya



Sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, banyak berdiri Masjid-masjid di pelbagai daerah. Sejak zaman dulu, jenis Masjid sudah dibedakan berdasar fungsi dan kedudukannya.

Selama ini kita mengenal istilah Masjid Jami', Masjid Agung, dan Masjid Raya. Sebenarnya apa perbedaannya?

Khususnya pada era Mataram Islam, Masjid tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, namun juga untuk keperluan yang terkait dengan urusan agama. Karenanya Masjid berdiri di dekat alun-alun dan keraton atau pusat pemerintahan.

Masjid yang terletak di samping alun-alun biasa disebut Masjid Agung. Sekarang, Masjid Agung adalah sebutan untuk Masjid terbesar tingkat Kota/Kabupaten.

Sementara Masjid Jami' berasal dari bahasa arab, jamek, yang artinya berkumpul. Masjid Jami' adalah Masjid terbesar di wilayah kelurahan, dan biasanya digunakan untuk shalat Jum'at.

Sehingga keberadaan Masjid Jami' disuatu tempat, menandakan teritori kelurahan. Tatanan itu dibuat untuk mempersatukan warga sekitar, khususnya pada saat Shalat Jum'at atau kegiatan keagamaan.

Di beberapa desa bahkan dusun juga berdiri Masjid yang lebih kecil, atau langgar dan mushola yang biasa digunakan shalat 5 waktu. Namun diharapkan, pada saat shalat Jum'at atau kegiatan keagamaan berpusat di Masjid Jami'.

Sementara Masjid raya, adalah Masjid tingkat provinsi, yang berkedudukan di Ibukota provinsi dan bangunannya lebih besar dan megah dibanding Masjid Agung.

Meski aturan dan klasifikasi tersebut sudah dibuat, namun sekarang ini banyak Masjid-masjid yang dibangun oleh kelompok masyarakat, swasta, atau ormas yang bahkan lebih besar dari Masjid yang dibangun pemerintah.

Sementara di tingkat nasional, berdiri Masjid Nasional yang sangat megah dan menjadi ikon negara. Di Indonesia, Masjid Istiqlal adalah Masjid Nasional yang berkedudukan di Ibukota Negara. (InsightBlitar)

Sumber bacaan : Buku Kota di Djawa Tempo Doeloe karya Oliver Johannes Raap (2015 : 41-46)


Comments