Alamat

Jalan Trisula 32 Kademangan, Kabupaten Blitar./ Rumah Gendola Blitar. | Insight Blitar adalah media informasi, bukan produk Jurnalistik.

For you

Artikel Lainnya

Skip to main content

Buah Pir dan Mayonaise, Paduan yang Nikmat




Jumat, 8 Mei 2020

Biasanya setiap Jumat siang saya mampir ke penjual buah langganan di Pasar Templek. Membeli tomat buah. Tomat buah berbeda dengan tomat sayur yang lebih kecil.

Tomat itu saya potong-potong untuk dijadikan camilan, kadang ditambah mayonaise.

Selain tomat, kadang apel atau bengkoang, baru belakangan kenal buah pir. Ada dua jenis buah pir, pir kuning dan hijau.

Jarang saya membeli pir, lebih sering dikasih, apalagi ketika ada hajatan. Pir dan Apel adalah dua jenis buah yang hampir selalu ada, disamping jeruk dan pisang.

Jelang Ramadan kemaren ada kiriman parcel buah. Isinya apel, pir dan jeruk. Saya nikmati bersama "sambal" mayonaise, ternyata buah pir lebih enak dimakan dengan mayonaise.

Rasa manis buah pir dan kandungan airnya, berpadu syahdu dengan gurih susu mayonaise. Nyaman di lidah, enak saat dikunyah.

Gara-gara itu saya akhirnya membeli pir kemasan di minimarket, sebab penjual tomat buah di pasar kecamatan sungguh langka, adanya tomat bumbu/sayur.

Dibandingkan apel, kandungan air buah pir lebih banyak, ketika dimakan selepas diambil dari kulkas, terasa lebih segar.

Konsumsi buah, dan sayur tentunya, jadi hal yang harus dibiasakan. Apalagi semakin mudahnya mendapatkan makanan olahan, daging, dan gorengan.

Tubuh perlu kesegaran alami, bukan? Ya, meskipun banyak buah yang sudah berbaur dengan pestisida.

Di samping rumah, saya pernah menanam pepaya. Kini ada alpukat, jeruk, kersen, nangka (masih kecil), kelengkeng, dan mangga.

Semuanya tidak diberi pupuk khusus, bahkan jarang disiram. Sesekali saja karena masih turun hujan dan lokasinya samping sungai.

Saya juga heran kok bisa tumbuh? Termasuk ketika menabur "benih" bunga kertas hasil pilinan bunga yang sudah menua.

Sembari menabur sembari berkata : hai bunga kertas, tumbuhlah, agar kupu-kupu rutin berkunjung ke sini setiap pagi.

Hal yang sama saya perlakukan ketika menanam lainnya, termasuk menanam cabai. Meski cabai samping rumah, mati dan layu dimakan hama. Padahal sudah tumbuh dan berbuah.

Tak apa, sebab hama juga perlu makan. Meski di kebun-kebun, mereka dihabisi dengan disemprot pestisida.

Sayangnya, saya belum pernah melihat pohon buah pir. Bagaimana cara menanamnya?

Kedai MuaRa
Ahmad Fahrizal Aziz

Comments