Alamat

Jalan Trisula 32 Kademangan, Kabupaten Blitar./ Rumah Gendola Blitar. | Insight Blitar adalah media informasi, bukan produk Jurnalistik.

For you

Artikel Lainnya

Skip to main content

Sungai Bersih Simbol Peradaban Suatu Bangsa




| Oleh Ahmad Fahrizal Aziz

Bangsa yang beradab, punya nilai, dan moralitas tinggi itu, mungkin bisa dilihat dari kondisi sungai di negaranya. Sebab sungai bisa menjadi cermin perilakunya.

Sungai punya manfaat besar bagi kehidupan. Selain sumber perairan utama pertanian, sungai juga menjadi sumber air bagi keberlangsungan hidup manusia. 

Sungai-sungai besar mengalirkan air dari sumbernya. Dari sungai besar, dibuatlah kanal-kanal atau sungai yang lebih kecil untuk meluaskan jangkauannya.

loading...
Hidup manusia sangat bergantung pada sungai, termasuk hewan dan tumbuhan. Sungai punya arti penting bagi kehidupan. Hanya saja, manusia tidak selalu memuliakan sungai.

Masih banyak sampah di sungai. Kita amati saja, dari sampah rumah tangga, bangkai binatang, pampers bayi, sampai limbah industri di buang ke sungai. Sungguh menyedihkan.

Sampah itu tidak saja menyebabkan banjir, namun lebih fatal lagi menurunkan kualitas air, menyebabkan pendangkalan, menimbulkan lingkungan yang kurang sehat. Belum lagi jika sampah dan limbah itu sampai ke laut. Masa depan manusia sungguh terancam.

Padahal laut adalah sumber kehidupan juga. Makanan yang kita konsumsi kurang komplit tanpa garam. Ikan-iklan laut juga jadi sumber gizi yang baik. Jika itu semua tercemari racun sampah dan limbah, lantas apa jadinya?

Bahkan agama yang mengajarkan jikalau kebersihan adalah sebagian dari Iman, nampak tak berefek dan kurang kritis pada kondisi sungai yang kian hari kian memprihatinkan.

Para pemuka agama banyak yang lebih asyik bermain dalil untuk urusan politik. Fatwa haram milih si anu nampak lebih penting dan urgen dibanding fatwa haram buang sampah ke sungai.

Kita perlu iri pada negara-negara maju yang memuliakan sungai-sungainya. Nyaris tak ditemui sobekan plastik di dalamnya, ikan-ikan berenang kesana kemari, daerah sekitarnya--daerah aliran sungai--bisa menjadi tempat rekreasi, bersantai, bersantap dengan keluarga tanpa risau melihat kotoran manusia yang mengapung.

Selain pemerintah yang tegas dalam membuat aturan, tentunya masyarakat juga harus ikut peduli. Kesadaran itu dibangun bersama.

Tidak perlu membuang sampah ke sungai. Biarkan sungai jadi tempat yang jernih demi kualitas kehidupan kita.

Pemerintah harus menindak tegas perusahaan yang membuang limbah berbahaya ke sungai. Sebab kerugian atas tercemarnya sungai jauh lebih mahal dan tak terhitung nilainya, dibanding keuntungan perusahaan yang limbahnya merusak sumber kehidupan tersebut.

Sampah-sampah baiknya dikumpulkan. Sampah organik bisa diolah menjadi pupuk kompos, sampah anorganik seperti plastik dan botol bekas bisa didaur ulang, dikirimkan ke pengepul yang akan mendaur ulang.

Sungai yang bersih adalah cermin peradaban bangsa. Sungai yang kotor dan tercemar adalah tanda bangsanya kurang beradab. Memuliakan sungai adalah ibadah kemanusiaan yang melampaui kepentingan agama dan ideologi.

Tuhan menganugrahkan air agar manusia bisa hidup dengan tenang dan bahagia. Kita perlu sama-sama menjaganya. []

Blitar, 10 Juni 2019
Bit.ly/catatanFahrizal

Comments