Alamat

Jalan Trisula 32 Kademangan, Kabupaten Blitar./ Rumah Gendola Blitar. | Insight Blitar adalah media informasi, bukan produk Jurnalistik.

For you

Artikel Lainnya

Skip to main content

Gerakan Ganti Presiden dalam 2 Momentum



Gerakan 2019 ganti presiden bisa dilihat dari dua momentum. Pertama, sebelum diketahui pasangan yang akan bertarung dalam Pilpres 2019. Kedua, setelah ada pendaftaran dan diketahui siapa calon penggantinya.

Pada momentum pertama, gerakan 2019 ganti presiden nampak menarik, seksi, penuh teka teki, serta membuka harapan publik.

Siapa tahu nanti penggantinya, misal TGB, Ahmad Heryawan, Soekarwo, Yusril Ihza Mahendra, Mahfud MD, Gatot Nurmantyo, dll.

Dalam teka teki, harapan itu muncul. Maka banyak orang mendukung, dalam kontestasinya masing-masing, dalam kemampuan masing-masing menggerakkan isu, merujuk pada nama-nama di atas.

Namun setelah diketahui siapa calon penggantinya, yaitu Prabowo Subianto, maka gerakan ini tidak lagi penuh teka teki, sebab sudah terkunci pada satu nama.

Maka siapapun yang ikut dalam gerakan 2019 ganti presiden, maka sudah diketahui siapa calon penggantinya, yaitu Prabowo. Ada yang tetap mendukung, dan ada yang mundur teratur.

Salah satu gejalanya, merujuk pada survei terbaru LSI Denny JA agustus 2018, ada sekitar 18% yang belum menentukan sikap. 18% itu angka yang besar.

Sekarang gerakan ganti presiden masih terus berjalan, deklarasi dimana-mana, dan ditolak, dan mereka merasa dipersekusi. Mungkin tidak keliru, sebab kalau langsung menyebut nama, misalkan nama Prabowo Subianto, maka bisa dianggap mencuri start kampanye.

Tetapi siapapun sudah tahu sekarang, siapa calon penggantinya. Tidak bisa lagi disangkal. Imajinasi publik tidak seperti pada momentum pertama, ketika masih penuh teka teki.

Sosok Prabowo mungkin elektable, tetapi sudah tidak baru lagi. Sebab tidak akan bisa dijadikan perbandingan. Sudah terlalu sering, isu dan statemen yang digaungkan tetap sama.

Pendukung Prabowo akan semakin menguat, dan apalagi pendukung Jokowi? hanya suara mengambang makin penuh pertimbangan. 40% suara kaum millenial akan benar-benar diperebutkan.

Sekarang, masihkah gerakan 2019 ganti presiden ini efektif menggerus suara Jokowi, sementara calon penggantinya sudah diketahui?

Blitar, 1 September 2018
Ahmad Fahrizal Aziz

Comments