Alamat

Jalan Trisula 32 Kademangan, Kabupaten Blitar./ Rumah Gendola Blitar. | Insight Blitar adalah media informasi, bukan produk Jurnalistik.

For you

Artikel Lainnya

Skip to main content

Anekdot H. Agus Salim


Gambar diambil dari google
H. Agus Salim merupakan salah seorang bapak bangsa. dia adalah diplomat yang cerdik, ahli debat, kritis dan ulama besar. Agus Salim juga pernah kehilangan iman dan susah payah merebutnya kembali hingga menemukan islam yang pas untuk Indonesia. Islam yang tidak terikat adat kebiasaan, tapi dapat menggerakan bangsa untuk menentukan nasibnya  sendiri. Ia juga berkawan baik dengan para pemimpin Islam seperti HOS Cokroaminoto (Sarekat Islam) dan KH. Ahmad Dahlan (Muhammadiyah), dan para pimpinan Nasionalis Seperti Soekarno, Hatta, Syahrir, dls.
***
Ketika masih muda, dia pernah bertanya kepada seorang ulama, "apakah Adam dan Hawa memiliki pusar?". Ulama itu menjawab,"ada, karena mereka juga manusia."... "kalau punya pusar, sebagaimana halnya kita, itu tandanya mereka dilahirkan oleh seorang ibu." ...  Ulama itu tiada dapat menimpali.
***
Pada tahun 1906 sampai dengan 1911, Agus Salim bekerja di konsulat Belanda di Jeddah, Arab Saudi, sekaligus memperdalam islam dan berhaji. Pada tahun 1912 sampai dengan 1915, Agus Salim mendirikan Hollandsch - Inlandsche School (HIS) swasta di Koto Gadang. Dan pada sekitar tahun 1915, Agus Salim menjadi pengurus besar Central Serekat Islam.
***
Pada tahun 1921 sampai dengan 1924, Agus Salim menjadi anggota Volksraad (Dewan Rakyat) sebagai wakil Serekat Islam. Pada tanggal 19 desember 1948, agus Salim ditawan Belanda bersama Sukarno dan Hatta, disingkan ke Berastagi, Parapat, Bangka, dan baru kembali ke ibu kota Yogyakarta pada tanggal 6 juli 1949.
Pada waktu di Volksraad, Agus Salim berpidato dalam bahasa Melayu. Ia ditegur ketua parlemen dan diminta berpidato dalam bahasa Belanda. Tapi Agus Salim, yang sebenarnya lancar bahasa Belanda, berpendapat ia berhak memakai bahasa Melayu. Dalam pidatonya, dia menyebutkan kata "ekonomi". Lawannya Bergmeyer, mengejeknya, "apa kata 'ekonomi' dalam bahasa Melayu?", Salim menjawab, "coba, tuan sebutkan dulu apa kata 'ekonomi' dalalam bahasa Belanda, nanti saya sebutkan dalam bahasa Melayu." Bergmeyer terdiam karena kata "ekonomi" tidak ada dalam bahasa Belanda.
***
Gambar diambil dari google

Dalam suatu pertemuan Serekat Islam, Musso mengejek Agus Salim dan H. O. S. Tjokroaminoto dari atas podium. Dia bertanya kepada peserta, "orang yang berjenggot itu seperti apa, saudara?", hadirin menjawab, "kambing". Muso bertanya lagi, "orang yang berkumis itu seperti apa, saudara?", hadirin menjawab, "kucing". Tiba giliran Agus Salim naik mimbar. Ia berkata "tadi kurang lengkap, saudara. Yang tidak berkumis dan tidak berjenggot itu seperti apa?" Salim menjawab sendiri, "anjing". ... Musso memang tidak berjenggot dan tidak berkumis.
***
Gambar diambil dari google

Pernah pula dalam sebuah acara diplomatik di London,  waktu itu Ia menggunakan peci hitam yang menutupi rambutnya yang putih sambil merokok. bau khas yang keluar dari rokoknya, membautnya menjadi pusat perhatian. "Apa itu yang anda hisap, tuan?" ujar salah Pangeran Philip yang pertanyaannya sudah mewakili rasa penasaran sebagian besar tamu undangan.

‘’Ini, yang mulia, adalah alasan mengapa Barat ingin menguasai dunia," ujarnya. Padahal dia hanya sedang menghisap rokok kretek yang memang menghasilkan aroma khas pada asapnya. Aroma itu berasal dari cengkeh, rempah yang diburu oleh bangsa barat pada masa kolonial.
***
Pada tahun 1921, dalam sidang Hoofdbestuur Muhammadiyah (sekarang disebut PP Muhammadiyah), H. Agus salim menyampaikan gagasan untuk menjadikan Muhammadiyah sebagai partai politik. Pidatonya tentang gagasannya tersebut sempat memukaukan para sidang. Namun KH. Ahmad Dahlan tampaknya tidak  sepakat dengan gagasan Haji Agus Salim, sampai-sampai pendiri Muhammadiyah itu berdiri sambil memukul meja dan mengajukan dua pertanyaan. Pertama, apa saudara-saudara tahu betul apa agama Islam itu? Kedua, apa saudara berani beragama Islam? ...

Tidak ada satu pun dari yang hadir yang sanggup menjawab pertanyaan itu, termasuk Haji Agus Salim sendiri. Bukannya tidak bisa, sebab mana mungkin ditanya soal Islam begitu saja tidak tahu. Tapi, ketika ditanya “Beranikah kamu beragama Islam?”. Mereka tahu persis yang ditanyakan KH. Ahmad Dahlan itu.
***
Dalam suatu jamuan makan, semua orang memakai sendok dan garpu. Hanya Agus Salim yang memakai tangan. Sewaktu ditanya mengapa demikian, Salim menjawab, "karena saya tahu bahwa tangan saya bersih, sedangkan saya tidak tahu apakah sendok dan garpu itu bersih.
***
Saat pertama kali menginjakkan kakinya di Amerika Serikat, Haji Agus Salim langsung diserbu wartawan. Beberapa wartawan muda iseng menanyakan pendapat Agus Salim tentang kesan pertamanya berada di negeri Paman Sam tersebut. Mendapat pertanyaan seperti itu, Agus Salim hanya tersenyum. Ia kemudian menjawab dengan guyonan.
"Rok-roknya memang bagus sekali, tetapi menurut pendapat saya betis-betis di bawah rok itu malah lebih bagus." jawab Agus Salim.
***
Gambar diambil dari google

Bung Karno dan H. Agus Salim, sering berpolemik panjang lebar soal poligami. Pada beberapa tulisannya, Bung Karno tampak tidak setuju lelaki berpoligami karena dianggapnya sebagai perendahan harkat dan martabat kaum perempuan. Sebaliknya Agus Salim setuju karena pengertian beliau yang mendalam mengenai hal ini. Namun, beberapa tahun kemudian, Bung Karno  ternyata mengambil banyak istri banyak sementara Agus Salim tetap beristri satu.
***
Pada 1927, Agus Salim mendapat undangan mengikuti kongres Islam di Mekah. Waktu itu pemerintah kolonial Belanda mempersulitnya untuk memperoleh paspor. Setelah berupaya keras, akhirnya ia berhasil memperoleh paspor itu di Surabaya.
Sayangnya, ketika itu kapal yang akan ke Arab Saudi, kapal Kongsi Tiga, sudah akan berangkat dari Jakarta. Agus Salim tidak akan dapat mengejar kapal itu, karena perjalanan dari Surabaya ke Jakarta memakan waktu cukup lama.
Mengetahui hal itu, HOS Cokroaminoto mengirim telegram kepada perwakilan Kongsi Tiga di Jakarta. Isinya: Jika kapal itu berangkat tanpa Agus Salim, tahun depan tidak akan ada seorang pun jamaah haji yang akan berangkat dengan kapal Kongsi Tiga. Kapten kapal pun terpaksa menunda keberangkatan selama 2×24 jam.
Ketika Agus Salim tiba, ia disambut dengan upacara kehormatan oleh awak kapal. Mereka berbaris rapi di sepanjang jalan menuju pintu masuk. Ketika Agus Salim lewat, mereka memberinya hormat.
Setelah di kapal, Agus Salim bertanya kepada sang kapten, “Mengapa saya disambut dengan cara seperti itu? Bukankah saya hanya orang biasa?”
Dengan agak jengkel si kapten menjawab, “Kapal ini tidak akan menunda keberangkatannya selama 2×24 jam hanya untuk menunggu orang biasa!”
***
Tidak ada yang meragukan bahwa H. Agus Salim adalah seorang diplomat yang hebat. Sulit ada yang menyaingi dalam hal berdebat. Sekalipun suatu kali ternyata beliau pernah kalah akal dengan seorang kusir andong.
Ceritanya, ketika suatu pagi beliau sehabis shalat di Bandara Kemayoran, Haji Agus Salim naik dokar. Ketika itu kudanya kentut. Kata Haji Agus Salim kepada kusirnya, “Pak, kudanya masuk angin”. ... “Bukan masuk angin, tapi keluar angin”, jawab kusir. Haji Agus Salim keok dengan jawaban itu. (Red. S)
Agus salim dan Keluarganya. Gambar diambil dari google

BEGITULAH H. AGUS SALIM, DIBALIK SOSOKNYA YANG TEGAS, NAMUN MASIH ADA SISI LUCU YANG MENGIRINGI PERJALANAN HIDUPNYA
­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­________________________
Diolah dari berbagai sumber


Comments