Jika terealisasi, duet Khofifah-Masfuk atau belakangan disebut Kopimas, akan menjadi semacam duet/koalisi NU-Muhammadiyah. Mungkin bisa menyaingi "duet merah putih" Gus Ipul-Azwar Anas.
Duet ini tentu akan sangat unik, meski kalkulasi politik mungkin agak menyulitkan keduanya untuk berpasangan.
Khofifah sudah didukung partai Golkar, Hanura, Nasdem dan PPP. Mungkin juga akhirnya Demokrat. Tentu partai-partai tersebut juga ingin ada kadernya yang ditempatkan sebagai Cawagub.
Meski Demokrat juga masih mungkin berkoalisi dengan Gerindra, PKS, atau PAN.
Belum lagi jika ada rekomendasi dari para Kyai, yang kecil kemungkinan akan memilih H. Masfuk, karena berbagai alasan, termasuk soal kultur ideologi.
Tapi apakah Khofifah masih sekuat dahulu? Hal ini perlu diperhatikan. Apalagi PKB, Gus Ipul, dan Azwar Anas secara kultur sangat dekat dengan NU. Azwar Anas juga tokoh muda NU Banyuwangi, dan pernah duduk sebagai anggota DPR RI FKB.
Dua periode Khofifah tumbang dalam arena Pilgub, padahal didukung PKB dan para Kyai. Kali ini pecahan suara itu nampak nyata, apalagi setelah PDIP merapat. Meskipun suara kaum nasionalis juga terpecah, karena ada sosok Sukarwo yang berlatar belakang GMNI.
Di kalangan NU, terutama di kalangan Ibu-ibu Muslimat, Khofifah memang masih sangat kuat. Tapi akan banyak isu yang menyerangnya, apalagi ketika akhirnya ia memutuskan mundur sebagai Menteri Sosial.
Gus Ipul yang kali ini maju sebagai Cagub, juga akan lebih kuat. Selain suara dari NU, juga suara lain dari HMI misalnya, sebab Gus Ipul juga tokoh HMI.
Sementara, figur H. Masfuk di kalangan Muhammadiyah sangatlah dikenal. Rekam jejak selama dua periode mejabat Bupati Lamongan, juga akan jadi catatan tersendiri.
Memang tidak ada yang bisa memastikan, sebagaimana NU, suara Muhammadiyah mungkin juga akan terpecah. Tapi sosok H. Masfuk secara kultural sangat kuat di Muhammadiyah.
Mungkin nama-nama lain yang sekedar populis juga lebih banyak. Anang Hermansyah misalnya, tapi tak banyak yang punya daya pikat secara kultural.
Duet Kopi-mas akan jadi sangat unik dan kompetitif, meski untuk mewujudkannya diperlukan keajaiban. []
Blitar, 1 November 2017
Ahmad Fahrizal Aziz
Comments
Post a Comment
Tinggalkan jejak komentar di sini