Bagaimana caraku mengungkapkan?



Apakah dengan kata, atau isyarat, atau sikap, aku mengungkapkan semua ini?

Aku tak tahu.

Aku hanya takut. Takut semuanya berubah. Takut raut sendumu mendadak jengah. Takut pandanganmu berbalik arah, takut senyum manismu tertutup resah.

Mungkin, aku hanya perlu memperpanjang diam ini, agar semuanya baik-baik saja. Meski dari hari ke hari, segalanya jadi tak biasa. Meski sekumpulan waktu tlah menjadi residu.

Aku hanya takut. Takut kehilangan sesuatu yang tak pernah kumiliki. Takut kehilangan kenyamanan yang bukan hak, atau kebersamaan yang tak pernah disadari sebagai sebuah keutuhan.

Bagaimana caraku mengungkapkan?

Ah, apakah harus diungkapkan? Bagaimana kalau di pendam. Sama saja kan?

Blitar, 3 November 2015
A Fahrizal Aziz

0 Comments

Tinggalkan jejak komentar di sini