Alamat

Jalan Trisula 32 Kademangan, Kabupaten Blitar./ Rumah Gendola Blitar. | Insight Blitar adalah media informasi, bukan produk Jurnalistik.

For you

Artikel Lainnya

Skip to main content

Wasiat KH Ahmad Dahlan kepada KH Ibrahim

Catatan Khusus Kiyai Muhammad Soedja' *



“Him,” kata K.H.A Dahlan sewaktu masih dapat bicara dengan tenang dan tenteram,

“Agama Islam itu kami misalkan laksana gayung yang sudah rusak pegangannya dan rusak pula kalengnya sudah sama bocor dimakan karat, sehingga tidak dapat digunakan pula sebagai gayung.

Oleh karena kita umat Islam perlu akan menggunakan gayung tersebut, tetapi tidak dapat karena gayung itu sudah sangat rusaknya. Sedang kami tidak mempunyai alat untuk memperbaikinya, tetapi tetangga dan kawan di sekitarku itu hanya yang memegang dan mempunyai alat itu, tetapi mereka juga tidak mengetahui dan tidak digunakan untuk memperbaiki gayung yang kami butuhkan itu. Maka perlulah kami mesti berani meminjam untuk memperbaikinya.

Siapakah tetangga dan kawan-kawan yang ada di sekitar kami itu? Ialah mereka kaum cerdik pandai dan mereka orang- orang terpelajar yang mereka itu tidak memahami Agama Islam. Padahal mereka itu pada dasarnya merasa dan mengakui bahwa pribadinya itu muslim juga. Karena banyak mereka itu memang daripada keturunan kaum muslimin, malah ada yang keturunan Pengulu dan Kiyai yang terkemuka. Tetapi karena mereka melihat keadaan umat Islam pada umumnya dalam keadaan krisis dalam segalagalanya, mereka tidak ingin menjadi umat yang bobrok.

Oleh karena itu, dekatilah mereka itu dengan cara yang sebaik-baiknya sehingga mereka mengenal kita dan kita mengenal mereka. Sehingga perkenalan kita bertimbal balik, sama-sama memberi dan sama-sama menerima.
_____________________

Tentang Penulis :

Muhammad Syoedja’ adalah murid dan kader langsung KHA. Dahlan, bersama-sama dengan adik dan teman-temannya, seperti Haji Fakhruddin, Ki Bagus Hadikusumo, Haji Muhammad Zain, Haji Muhammad Mokhtar, KHA. Badawi, R.H. Hadjid dan lain-lain.

Jika KHA. Dahlan adalah peletak dasar aktivitas amal usaha sosial Muhammadiyah, maka H. Muhammad Syoedja’ adalah perumus dan sekaligus penafsirnya dalam realitas gerakan. Ketua Bahagian Penolong Kesengsaraan Oemoem (PKO) yang pertama, salah satu perintis RS PKU Muhammadiyah, pendiri rumah miskin, rumah anak yatim, dan pelopor gerakan Persatuan Djamaah Hadji Indonesia (PDHI).

Sumber tulisan:
“Cerita Tentang Kiyai Haji Ahmad Dahlan, Catatan Haji Moehammad Soedja’”

Comments