Alamat

Jalan Trisula 32 Kademangan, Kabupaten Blitar./ Rumah Gendola Blitar. | Insight Blitar adalah media informasi, bukan produk Jurnalistik.

For you

Artikel Lainnya

Skip to main content

Jalan Ber-Muhammadiyah (bag. 3)





Workshop MPI 2017
 
oleh A Fahrizal Aziz
Saat menyatakan ketersediaan membantu Majelis Pustaka dan Informasi, memang sudah ada bayangan ini-itu, program apa dan bagaimana menjalankannya. Itu karena saya punya sedikit pengalaman di bidang pengelolaan media, meskipun masih harus banyak belajar.

Waktu di IMM, selama dua periode di Komisariat, saya berada di bidang Keilmuan. Bidang yang sekaligus bertugas mengelola blog komisariat. Ketika di Himpunan Mahasiswa Jurusan, saya juga berada di bidang Penerbitan dan Kepenulisan, yang kemudian berganti nama menjadi Bidang Litbang. Programnya tak jauh berbeda.

Periode pertama di IMM Cabang Malang, saya menjadi Sekretaris Bidang Media. Meski menjadi sekretaris, namun hampir semua program bidang, saya yang menjalankan, karena Ketua Bidang waktu itu tidak aktif dan akhirnya resign karena harus kuliah lanjutan keluar negeri.

Sebelumnya, saya di bidang dakwah. Kala itu memang ada tiga bidang yang ditawarkan tim formatur, satunya bidang Keilmuan. Bidang Keilmuan, untuk IMM Cabang Malang, adalah bidang yang bergengsi. Apalagi citra IMM Malang sebagai satu dari tiga cabang yang unggul secara keilmuan, setelah Ciputat dan Yogyakarta.

Saya kemudian memilih bidang dakwah, sekaligus nostalgia di masa Aliyah ketika saya menjadi pengurus Rohis (Kerohanian Islam), yang salah satu kegiatannya adalah meramaikan Masjid. Namun karena berbagai pertimbangan, saya kemudian bertukar posisi, alias di resuffle, ke sekretaris bidang Media.

Pengalaman selama berada di media, sebenarnya fokus saya di bagian tulis menulis. Mulai dari penulisan kontent, liputan khusus, wawancara, sampai menulis berita. Tidak punya pemahaman dalam bidang pengadaan media, apalagi harus “bekerja sendirian” karena ditinggal ketua bidang. Meski akhirnya tetap ada jalan keluar, termasuk dengan dibuatnya website IMM Malang yang waktu itu beralamat di www.imm-malang.or.id(sekarang www.imm-malang.org).

***
Saya tentu harus membawa energi anak muda, begitu kata Pak Basori. Meski awalnya banyak yang menebak-nebak, berapa usia saya, dan sudah punya anak berapa? Sekilas memang seperti seumuran dengan Kang Atim, atau Kang Khabib. Padahal saya masih junior. Jangankan dibandingkan dengan Kang Atim, saat saya baru beberapa bulan menjadi kader komisariat IMM di Malang, Kang Khabib sudah menjadi Ketua IMM Cabang Kediri.

Tapi, selain soal waktu, sebenarnya tidak terlalu ada perbedaan antara kader muda dan senior. Apalagi warga Muhammadiyah adalah kalangan modernis, artinya punya keterbukaan dalam berbagai hal, termasuk dalam teknologi. Jadi, tidak berlebihan jika nantinya MPI menggagas program pembuatan website, meski sempat muncul kekhawatiran, apa iya nanti warga Muhammadiyah akan membaca website tersebut?

Beruntungnya respon MPI begitu baik, setelah beberapa kali melakukan rapat. Dan lagipula, saya juga paham, bahwa dari semua anggota MPI, mungkin hanya saya yang punya cukup waktu luang dan bidang yang sejalan.

Pak Basori selaku Ketua MPI misalkan, harus membagi waktu antara tugas menjadi kepala sekolah, pengurus cabang sekaligus pengurus MPI, belum lagi kesibukan lain. Sementara anggota yang lain, seperti Pak Bukhori dan Pak Romadhon, juga disibukkan dengan tugas mengajar dan lainnya.

Saya, meski juga mengurus ini-itu, tapi masih satu jalur. Dalam konteks kepenulisan, saya tengah membangun Komunitas Penulis di Blitar. Sekarang sudah ada, terutama dalam bidang sastra. Di tambah Paguyuban Srengenge, ditambah MPI, ditambah lagi sebagai Blogger dan Kontributor media. Sepertinya banyak juga aktivitas yang saya geluti. Tapi itu masih satu jalur, satu minat.

Nah, kadang saya membayangkan yang baru masuk dunia media, dan harus bertugas di bidang tersebut. Ini sama halnya ketika saya tiba-tiba, mau tak mau, dimasukkan Majelis Wakaf dan harus mengupayakan sertifikat tanah yang letaknya di puluhan titik. Bisa jempalitan dibuatnya.

Maka waktu itu perlu adanya Workshop Pengelolaan Website/Media. Tentu harus sama-sama belajar, begitu pun dengan saya. Lupakan sejenak tentang hal-hal ideal. Bahwa website harus yang begini, bahwa pengelola harus yang begitu. idealnya memang begini dan begitu, tapi ini sedang memulai. Harus perlahan-lahan.

Setidaknya, meski masih belum sempurna dan progresif, namun angan dan impian itu sudah ada, matahari sudah mulai terbit di MPI, Majelis yang sejak lama terlantar dan tak diminati. Tentu dengan semangat kerja teman-teman dari MPI, beserta keterbukaan Pak Basori yang mau menerima beberapa konsep yang kami ajukan pada beliau.

Saat itu, mungkin untuk pertama kalinya, MPI mengadakan sebuah acara yang terbilang besar, dengan tema yang benar-benar baru ; yaitu seputar website. Barangkali juga terprovokasi oleh Pwmu.co yang begitu produktif menerbitkan tulisan, dibawah binaan Pak Nadjib Hamid yang seolah tiada lelah berkarya untuk Muhammadiyah.

Tugas selanjutnya, bagaimana membesarkan BlitarmuID, disamping bagaimana membangun kesadaran warga Muhammadiyah untuk tidak saja menjadi konsumen media, tapi juga produsen, yang memproduksi beritanya sendiri, gagasanya sendiri, pemikirannya sendiri, dan karyanya sendiri.

Peran semua pihak sangat dibutuhkan. Selamat berkarya, dan mari berkolaborasi. []

Blitar, 3 Ramadan 1438 H
A Fahrizal Aziz

Comments