Alamat

Jalan Trisula 32 Kademangan, Kabupaten Blitar./ Rumah Gendola Blitar. | Insight Blitar adalah media informasi, bukan produk Jurnalistik.

For you

Artikel Lainnya

Skip to main content

Perjalanan Menulis (bag. 23)





Meliput Para Tokoh

Sejak dipimpin Pak Sabar, saya jadi sering menghabiskan waktu di kantor redaksi. Tugas saya merangkap sebagai editor. Tim redaksi disusun ulang, sesuai pagu terbaru yang diterbitkan Kemenag. Selain tugas editing semua berita yang masuk, saya ditugaskan mengurus rubrik laporan utama, liputan khusus, dan wawancara eksklusif bersama tiga tim lain yang semuanya perempuan.

Antara tahun 2012-2013 banyak sekali tamu politik berdatangan ke kampus. Sebagai lembaga, jaringan politik mutlak dibutuhkan. Namun semua orang masih menerka-nerka, siapa yang akan menjadi Presiden pada pemilu 2014 nanti?

Karena itu semua tokoh potensial diundang oleh kampus. Kedatangan tokoh biasanya diangkat dalam rubrik liputan khusus. Meski tradisi “berkunjung ke Jakarta” tidak lagi ada, namun karena banyaknya tokoh yang datang ke kampus, membuat Majalah tidak kekurangan bahan.

Beberapa tokoh politik berdatangan, sekaligus meresmikan gedung atau pusat studi yang dinisbahkan dari nama tokoh tersebut. Meskipun tidak semuanya. Biasanya selepas itu, para tokoh memberikan kuliah umum.

Beberapa yang hadir antara lain, Prof. Dr. B.J Habibie yang sekaligus meresmikan gedung B.J Habibie, yang merupakan gedung Fakultas Sains dan Teknologi. B.J Habibie juga memberikan kuliah umum, salah satu kalimat yang saya ingat adalah, perang dunia ketiga tidak pernah terjadi, namun sudah diakhiri. Itu karena pihak Rusia sudah bangkrut.

Pak Habibie pun juga menyebut teknologi ke dalam tiga bagian, yaitu hardware, softwaredan brainware. Teknologi, meski bagian dari sains, namun nenek moyangnya tetaplah Filsafat. Keduanya memiliki koneksi yang kuat dalam mencipta manusia yang unggul.

Setelah itu, datang HM. Jusuf Kalla, yang sekaligus meresmikan JK Entrepeneurship Center (JEC), dan juga memberikan kuliah tentang kewirausahaan. Kalimat yang saya ingat, bahwa dagang dan politik itu dua hal yang baik, yang jelek itu adalah berdagang politik.

Dua tokoh ini begitu informal, sebagaimana karakternya, Jusuf Kalla begitu santai ketika memberikan kuliah umum. Bahkan berdiri sambil keliling podium. Tidak menggunakan teks.

Tamu yang datang berikutnya adalah Megawati Soekarno Putri. Kedatangan Megawati didampingi oleh banyak tokoh Partai, termasuk Walikota Malang saat itu, yang juga dari PDIP. Dalam rombongan juga nampak Pak Djarot Saiful Hidayat, mantan Walikota Blitar. Bisanya, jika kunjungan ke Jatim, Bu Mega sekaligus mampir ke Makam Bung Karno di Blitar.

Yang hadir berikutnya adalah Prabowo Subianto dan Surya Paloh. Dua tokoh ini masuk dalam bidikan tim survey sebagai kandidat Capres, mengingat keduanya juga tokoh sentral dalam Partainya. Beberapa bulan sebelum kedatangan dua tokoh ini, hadir juga Aburizal Bakrie.

Jokowi justru tidak pernah diundang, karena belum ada yang memperkirakan jika Jokowi akan maju dalam Pilpres 2014, mengingat posisinya yang masih Gubernur aktif DKI Jakarta.

Dua tokoh lain yang hadir, namun memberikan kuliah ilmiah adalah Prof. Mahfud MD dan Dahlan Iskan. Kuliah Dahlan Iskan dilaksanakan di Gedung Pascasarjana Batu, sehingga saya tidak bisa hadir. Untungnya, pada acara Mata Najwa on Campus di UMM, saya bisa datang dan mengikuti Talk Show beliau.

Kala itu, Pak Dahlan berpanel dengan Prof. Mahfud MD dan Basuki Tjahja Purnama atau Ahok. Kedatangan Pak Dahlan pun juga disambut oleh orang-orang Jawa Pos. Sebelum ke acara Mata Najwa, Pak Dahlan sholat Jum’at di Masjid sebelah barat Unisma. Disana banyak sekali orang berkemeja putih berlogo relawan demi Indonesia, yang merupakan pendukung Dahlan Iskan.

Pak Dahlan satu mobil dengan Prof. Mahfud. Keduanya sangat akrab. Kebetulan saya membuntuti dari luar sampai masuk ke dalam, bersama awak media lain. Najwa Shihab sudah di dalam, setelah sebelumnya opening dari duo musisi Endah dan Resa. Sepasang suami istri yang sangat ahli memainkan gitar.

Setelah Pak Dahlan dan Pak Mahfud duduk, tak berselang lama Ahok datang, disambut tepuk tangan yang meriah. []

Blitar, 30 Maret 2017
A Fahrizal Aziz

Comments