wowkeren.com |
SRENGENGE.ID - Jelang proklamasi kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945, terjadi banyak peristiwa yang diistilahkan oleh Bung Karno seperti hari-hari yang memecahkan urat syaraf. Bung Hatta pun pernah menulis dalam majalah Mimbar Indonesia tentang kejadian-kejadian sekitar proklamasi.
Hari-hari melelahkan dari tanggal 15-16 Agustus, selepas pulang dari Dallat-Vietnam, yang mana muncul desakan dari kaum muda hingga peristiwa penculikan ke Rengasdengklok. Lalu perumusam naskah proklamasi, dan sidang penentuan dasar negara dan UUD 1945 pada 18 Agustus 1945.
Dari tanggal 15-17 Agustus 1945, dua proklamator yang mewakili bangsa Indonesia ini tidak bisa tidur. Dinihari tanggal 16 sebelumnya, bersitegang dengan kelompok muda. Dinihari tanggal 17 Agustus keesokan harinya perumusan naskah proklamasi.
suasana di Istana. sumber : google |
Sore harinya tanggal 17 Agustus 1945, Hatta menulis bahwa PPKI kedatangan tamu dari opsir angkatan laut jepang yang mewakili Kaigun, yang menyampaikan keberatan dari golongan Kristen tentang tujuh kata dalam sila pertama Pancasila.
Dalam keadaan yang meletihkan tersebut, mereka (khususnya Soekarno-Hatta) harus meredam protes dan perdebatan dari golongan Islam yang menolak penghapusan tujuh kata tersebut.
Rentetan peristiwa dari tanggal 15 hingga 18 Agustus itulah yang disebut Soekarno seperti hari-hari yang memecahkan urat saraf, sebab banyak hal dan peristiwa penting yang menentukan nasib bangsa Indonesia yang baru berdiri itu. (Red.s)
Sumber bacaan :
Buku Piagam Jakarta 22 Juni 1945 karya H. Endang Saifudin Anshari, MA
Comments
Post a Comment
Tinggalkan jejak komentar di sini