Alamat

Jalan Trisula 32 Kademangan, Kabupaten Blitar./ Rumah Gendola Blitar. | Insight Blitar adalah media informasi, bukan produk Jurnalistik.

For you

Artikel Lainnya

Skip to main content

Kenapa banyak orang berdoa di sosial media?





Sejak marak sosial media, tidak hanya curahan hati atau diari pribadi yang di posting ke publik, tapi juga doa. Bahkan tak sedikit yang berdoa untuk kepentingan pribadinya sendiri, seperti jodoh, rezeki, nasib baik, dan lain sebagainya. Pertanyaannya, kenapa orang melakukan hal tersebut? Apakah itu merupakan sesuatu yang salah?

Tidak ada yang salah dengan doa. Karena setiap manusia, memiliki kehendak untuk bedoa dan dekat dengan Tuhan. Namun ada beberapa jenis doa yang seharusnya cukup dirinya sendiri dan Tuhan yang tahu, tidak harus di share ke kalayak luas seperti sosial media. Tidak masalah jika doa itu bersifat universal, seperti doa untuk kebaikan bangsa. Namun jika doa-doa itu bersifat personal, sebaiknya jangan di posting ke sosial media.

Doa yang bersifat personal dan kemudian di posting ke sosial media, justru akan menimbulkan berbagai anggapan dari banyak orang, terlebih dari diri sendiri. Apakah itu benar doa yang secara tulus ia komunikasikan ke Tuhan, atau hanya doa yang ingin ditujukan sebagai bentuk kesepian dan ingin orang lain membacanya? Apalagi, mau berdoa dalam hati, dalam keadaan sendiri, atau di posting ke sosial media, tidak memiliki keterkaitan langsung dengan diterima atau tidaknya.

Fenomena sosial media adalah fenomena dimana banyak orang narsis. Bahkan ada yang nampak pemberani di sosial media namun ternyata nyalinya ciut di dunia nyata. Contohnya para haters. Mereka dengan berani memaki-maki tokoh publik melalui akun media sosialnya, namun ketika ditemui langsung atau misalkan dilaporkan sebagai pelanggaran hukum, kenyataannya nampak berbeda.

Begitu pun sebaliknya, ada yang terlihat slow, tenang di sosial media, namun ternyata di kehidupan nyata dia sosok yang vokal dan sangat komunikatif. Fenomena orang-orang berdoa di sosial media adalah fenomena orang-orang yang sebenarnya sepi secara spiritual. Orang yang spiritualitasnya bagus, tentu sudah cukup berdoa selepas dia beribadah. Tidak harus di share ke publik. Yang di share ke publik biasanya adalah doa-doa umum untuk kepentingan orang banyak.

Keterbalikan sikap itu bisa menyebabkan orang merasa cukup posting doa ke sosial media tanpa dia harus melakukan ibadah. Hal inilah yang sebenarnya akan melahirkan orang-orang yang spiritualitasnya sunyi. Dengan memposting doa ke sosial media maka tingkat keintimannya dengan Tuhan menjadi berkurang. Apalagi, tidak semua teman-temannya di sosial media terlihat respect dengan cara dia berdoa seperti itu.

Maka, gunakanlah sosial media dengan bijak. Seperti share informasi, nasehat-nasehat, atau karya-karya. Jika punya bisnis, gunakan sosial media untuk meningkatkan bisnis anda. Mulailah untuk berdoa lebih serius. Perbaiki ibadah dan berdoalah dengan khusyuk selepas ibadah, tanpa harus diketahui banyak orang. Karena Tuhan pun tak perlu perantara seperti sosial media agar doa anda di dengarkan. []

NB : Di saring dari berbagai sumber.
Blogger dan Aktivis Literasi

Comments